Senin, 06 Mei 2013

Berpikir Kreatif Matematika



a.      Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggiero (1998) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan untuk memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.
Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwakesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah diketahui. Berpikir analitis adalah kemampuan berpikir siswa untuk menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi-informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau tebakan. Berpikir sistematis adalah kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien. Ketiga jenis berpikir tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis untuk dapat memahami informasi yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.
Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir kreatif.
Evans (1991) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (concection) yang terus menerus  (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis. Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan menciptakan hubungan-hubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya.
Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seseorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan (Infinite Innovation Ltd,2001). Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai dengan adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir tersebut.
Berdasar pendapat-pendapat tersebut, maka berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru.
Mengenai berpikir kreatif dan berpikir kritis terdapat dua pandangan. Pertama memandang berpikir kreatif bersifat intuitif dan berpikir kristis bersifat logis (didasarkan pada logika), dan kedua memandang berpikir kreatif merupakan kombinasi dari berpikir analitis dan intuitif. Berpikir yang intuitif artinya berpikir untuk mendapatkan sesuatu dengan menggunakan naluri atau perasaan (feeling) yang tiba-tiba (insight) tanpa berdasar fakta-faktayang umum. Pandangan pertama cenderung dipengaruhi oleh pandangan terhadap dikotomi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi berbeda, sedang pandangan kedua melihat dua belah otak bekerja secara sinergis bersama-sama yang tidak terpisah.
Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Pehkonen (1997) memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktik pemecahan masalah, maka pemikiran divergen yang intuitif menghasilkan banyak ide.

b.      Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Berpikir kreatif menurut Munandar (1999) merupakan kemampuan berpikir divergen yang berdasarkan data atau informasi yang tersedia dalam menyelesaikan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanan pada kuantitas,ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
Berdasarkan analisis faktor, Guilford menemukan sifat-sifat dari kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition). Kelancaran adalah kemampuan untuk memberikan respon. Keluwesan adalah kemampuan untuk memberikan berbagai macam pemecashan atau pendekatan terhadap suatu masalah. Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan ide-ide baru. Penguraian adalah kemampuan untuk menguraikan suatu permasalah secara terperinci. Dan  merumuskan kembali adalah kemampuan untuk meninjau kembali suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.
Penelitian beberapa pakar psikologi menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepribadian kreatif bila memiliki beberapa ciri. Pribadi yang kreatif memilik ciri-ciri, antara lain imajinatif, memiliki prakarsa, memiliki minat yang luas, mandiri dalam berpikir, memiliki keingintahuan, senang bertualang, penuh energi, percaya diri, bersedia mengambil risiko, berani dalam pendirian dan keyakinan (Munandar, 2004).
Sund (Riyanto,2009) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Hasrat keingintahuan yang cukup besar
2.      Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3.      Panjang atau banyak akal
4.      Keingitahuan untuk menemukan dan meneliti
5.      Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
6.      Memilik dedikasi bergairah serta aktif ad\\dalam melaksanakan tugas
7.      Berpikir fleksibel
8.      Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak
9.      Kemampuan membuat analisis dan sintesis
10.  Memiliki semangat bertanya serta meneliti
11.  Memiliki daya abstraksi yang cukup tinggi
12.  Memiliki latar belakang membaca yang luas
Dalam tulisan ini berpikir kreatif dipandang sebagai satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi dari bepikir kreatif dalam matematika. Indikasi yang lain dikaitkan dengan kemampuan berpikir logis dan berpikir divergen.

c.       Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Secara garis besar, ada dua pendekatan utama untuk mengukur kreativitas seseorang, diantaranya adalah: (1) Pendekatan kemampuan berpikir kreatif (kognitif) serta (2) Pendekatan melalui kepribadian. Salah satu tes yang banyak digunakkan diantaranya: tesyang dilakukan Torrance (Test of Creative Thinking) yang melibatkan kemampuan berpikir; atau tes sindroma kepribadian, contohnya Alpha Biologica Inventory.
Inventorikepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan kepribadian seseorang. Kepribadian kreatif yang dimaksud meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan berprilaku. Penilaian proses mental yang memunculkan solusi, ide, konsep, bentuk artistik, teori, atau produk yang unik dan baru/orisinil tes dibuat dalam bentuk figural/gambar atau verbal/bahasa.
Contoh lain mengenai tes kreativitas (khusus dikonstruksi di Indonesia) adalah Skala Sikap Kreati oleh Utami Munandar. 27 skala ini disusun untuk anak SD dan SMP. Penyusunan instrumen mempertimbangkan perilaku kreatif yang tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif (kognitif), namun juga sikap kreatif (afektif). Sementara itu Guildford menyusun kemampuan spesifik produk divergen dalam empat proses yang terkait dengan kreativitas (fluency, flexibility, originality, dan elaboration). Skoring ditentukan dengan menggunakan rating scale. Melalui cara ini keuntungan yang diperoleh adalah mudah dipahami, tidak mahal, dan dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan jumlah yang besar. Apabila konstruk tes baik, reliabilitas tes cukup tinggi.
Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreativitas, dirancang beberapa pendekatan alternatif:
1.      Daftar periksa (check list) dan kuesioner, alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.
2.      Daftara pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif dimasa depan. Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singka, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas prilaku kreatif.
Pada penelitian ini obyek penelitiannya siswa SMP. Oleh karena itu, digunakan pendekatan kepribadian berdasarkan karakteristik siswa SMP. Instrumen berupa daftar periksa (check list) dan kuesioner yang disusun berdasarkan teori-teori kreativitas dan indikator-indikator tes kreativitas penelitian para ahli sebelumnya di atas yang disesuaikan dengan karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif siswa SMP.

2 komentar:

  1. taruhan judi Togel Sgp terpercaya

    Ayo segera
    Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
    Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
    Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
    ★ Pin BBM : D1A279B6
    ★Pin BBM : 7B83E334
    ★Whatsapp : +85598291698
    ★Skype : Poin.4D
    ★Line : +85598291698

    BalasHapus